Iklan

Monday, August 3, 2009

Puja pagi



PUJA PAGI

1. NAMAKâRA GâTHâ

Arahaÿ Sammà Sambuddho Bhagavà,
Buddhaÿ Bhagavantaÿ abhivàdemi.
(namaskàra)

Svàkkhàto Bhagavatà Dhammo,
Dhammaÿ namassàmi.
(namaskàra)

Supañipanno Bhagavato sàvakasaïgho,
Saïghaÿ namàmi.
(namaskàra)

DOA SUJUD

Sang Bhagavà, Yang Maha Suci, Yang telah mencapai penerangan sempurna; aku bersujud di hadapan Sang Buddha, Sang Bhagavà.

(bersujud)

Dhamma telah sempurna dibabarkan oleh Sang Bhagavà; aku bersujud di hadapan Dhamma.

(bersujud)

Saïgha siswa Sang Bhagavà telah bertindak sempurna; aku bersujud di hadapan Saïgha.

(bersujud)

2. PæJâ GâTHâ

Yamamha kho mayaÿ Bhagavantaÿ saraõaÿ gatà, Uddissa pabbajjità yo no Bhagavà satthà, yassa ca mayaÿ Bhagavato Dhammaÿ rocema, imehi sakkàrehi taÿ Bhagavantaÿ sasadhammaÿ sasàvakasaïghaÿ abhipåjayàma.

SYAIR PERSEMBAHAN

Kami berlindung kepada Sang Bhagavà. Dengan meninggalkan rumah untuk menempuh kehidupan suci, kami menjunjung Sang Bhagavà. Dalam Dhamma Sang Bhagavà kami berbahagia. Dengan persembahan ini kami melakukan puja kepada Sang Bhagavà, Dhamma sejati serta Saïgha para siswa.

3. PUBBABHâGANAMAKâRA

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Buddhasa Bhagavato pubbabhàganamakàraÿ karoma se.
Marilah kita mengucapkan penghormatan awal kepada Sang Buddha, Sang Bhagavà

Bersama-sama :
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammà Sambuddhassa
(tiga kali)

PENGHORMATAN AWAL

Terpujilah Sang Bhagavà, Yang Maha Suci,
Yang telah mencapai Penerangan Sempurna. (tiga kali)
4. BUDDHâBHITUTIÑ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Buddhàbhithutiÿ karoma se.
Marilah kita memuji keluhuran Buddha.

Bersama-sama :
Yo so Tathàgato Arahaÿ Sammà sambuddho, Vijjà-caraõa sampanno sugato lokavidå, Anuttaro Purisadammasàrathi Satthà devamanussànaÿ Buddho Bhagavà, Yo imaÿ lokaÿ sadevakaÿ samàrakaÿ sabrahmakaÿ, sassamaõabràhmaõiÿ pajaÿ sadeva-manussaÿ sayaÿ abhi¤¤à sacchikatvà pavedesi, Yo Dhammaÿ desesi àdikalyàõaÿ majjhekalyàõaÿ pariyosànakalyàõaÿ, sàtthaÿ sabya¤janaÿ kevala-paripuõõaÿ parisuddhaÿ brahmacariyaÿ pakàsesi, Tamahaÿ Bhagavantaÿ abhipåjayàmi Tamahaÿ Bhagavantaÿ sirasà namàmi.

MEMUJI KELUHURAN BUDDHA

Beliau yang telah mendapatkan kebenaran, terbebas dari kekotoran batin, telah mencapai penerangan sempurna atas usaha-Nya sendiri, sempurna pengetahuan serta tindak-tanduknya, sempurna menempuh Sang Jalan, Pengenal Segenap Alam, Pembimbing Manusia Yang Tiada Taranya, Guru para dewa dan manusia, Yang Sadar (Bangun), Yang Patut dimuliakan. Yang tiada taranya dalam membabarkan Dhamma, Yang setelah mencapai Pengetahuan Tertinggi, menerangi dunia ini, dengan para dewa, mara, dan brahmanya, generasi sekarang dengan samana dan brahmanya, beserta dengan pengatur negara dan rakyat. Yang telah mengajarkan Kebenaran yang indah pada permulaan, yang indah pada pertengahannya, yang indah pada akhirnya, yang telah menerangkan kehidupan suci dengan arti, isi, harafiahnya lengkap dan sempurna, yang benar-benar suci. Kepada Sang Bhagavà kami memuji, kepada Sang Bhagavà kami bersujud.

5. DHAMMâBHITHUTIÑ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Dhammàbhithutiÿ karoma se.
Marilah kita memuji keluhuran Dhamma.

Bersama-sama :
Yo so svàkkhàto Bhagavatà Dhammo, sandiññhiko, akàliko, ehipassiko, opanayiko paccattaÿ veditabbo vi¤¤åhi, tamahaÿ Dhammaÿ abhipåjayàmi tamahaÿ Dhammaÿ sirasà namàmi.

MEMUJI KELUHURAN DHAMMA

Kebenaran telah dibabarkan dengan sempurna oleh Sang Bhagavà; berada sangat dekat, tak lapuk oleh waktu, mengundang untuk dibuktikan; menuntun ke dalam batin, dapat diselami oleh para bijaksana dalam batin masing-masing. Kepada Dhamma kami memuji, kepada Dhamma kami bersujud.

6. SAðGHâBHITHUTIÑ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Saïghàbhithutiÿ karoma se.
Marilah kita memuji keluhuran Saïgha.
Bersama-sama :
Yo so supañipanno Bhagavato sàvaka-saïgho,
Ujupañipanno Bhagavato sàvakasaïgho,
¥àyapañipanno Bhagavato sàvakasaïgho,
Sàmãcipañipanno Bhagavato sàvaka-saïgho.
Yadidaÿ: cattàri purisayugàni aññapurisa puggalà, Esa Bhagavato sàvakasaïgho, àhuneyyo pàhuneyyo dakkhineyyo a¤jalikaraõãyyo, Anuttaraÿ pu¤¤a-kkhettaÿ lokassa, Tamahaÿ Saïghaÿ abhipåjayàmi Tamahaÿ Saïghaÿ sirasà namàmi.

MEMUJI KELUHURAN SAðGHA

Saïgha siswa Sang Bhagavà telah bertindak baik,
Saïgha siswa Sang Bhagavà telah bertidak lurus,
Saïgha siswa Sang Bhagavà telah bertindak benar,
Saïgha siswa Sang Bhagavà telah bertindak patut.
Yaitu: empat pasang makhluk, terdiri dari delapan jenis makhluk suci. Itulah Saïgha siswa Sang Bhagavà; Patut menerima pemberian, tempat bernaung, persembahan serta penghormatan. Lapangan untuk menanam jasa yang tiada taranya di dunia. Kepada Saïgha kami memuji, kepada Saïgha kami bersujud.

7. RATANATTAYAPPAöâMAGâTHâ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Ratanattayappaõàmagàthàyo ceva saÿvegaparikittana pàtha¤cabhanàma se.
Marilah kita memanjatkan penghormatan kepada Tiga Mustika untuk mendapatkan ketenangan.

Bersama-sama :
Buddho susuddho karuõàmahaõõavo,
Yoccantasuddhabbara¤àõalocano,
Lokassa pàpåpakilesaghàtako,
Vandàmi Buddhaÿ ahamàdarena taÿ.

Dhammo padãpo viya tassa satthuno,
Yo maggapàkàmatabhedabhinnako,
Lokuttaro yo ca tadatthadãpano,
Vandàmi Dhammaÿ ahamàdarena taÿ.

Saïgho sukhettàbhayatikhettasa¤¤ito,
Yo diññhasanto sugàtanubodhako,
Lolappahãno Ariyo Sumedhaso,
Vandàmi Saïghaÿ ahamàdarena taÿ.

Iccevamekantabhipåjaneyyakaÿ,
Vatthuttayaÿ vandayatàbhisaïkhataÿ,
Pu¤¤aÿ mayà yaÿ mama sabbupaddavà,
mà hontu ve tassa pabhàvasiddhiyà.

SAÑVEGAPARIKITTANAPâòHA

Idha Tathagàto loke uppanno Arahaÿ Sammà-sambuddho, Dhammo ca desito niyyàniko upasamiko parinibbàniko sambodhagàmã sugatappavedito, mayantaÿ Dhammaÿ sutvà evam jànàma, jàtipi dukkhà jaràpi dukkhà maraõampi dukkhaÿ, sokapari-devadukkhadomanassupàyàsàpi dukkhà, appiyehi sampayogo dukkho piyehi vippayogo dukkho yampicchaÿ na labhati tampi dukkhaÿ, saïkhittena pa¤cupàdànakkhandà dukkhà, seyyathãdaÿ: råpå-pàdànakkhandho, vedanåpàdànakkhandho, sa¤¤å-pàdànakkhandho, saïkharåpàdànakkhandho, vi¤¤à-õåpadanakkhandho, yesaÿ pari¤¤àya, dharamàno so Bhagavà, evaÿ bahulaÿ sàvake vineti, evaÿ bhàgà ca panassa bhagavato sàvakesu anusàsanã, bahulà pavattati, råpaÿ aniccaÿ, vedanà aniccà, sa¤¤à aniccà, saïkhàrà aniccà, vi¤¤iõàÿ aniccaÿ, råpaÿ anattà, vedanà anattà, sa¤¤à anattà, saïkhàrà anattà, vi¤¤àõaÿ anattà, sabbe saïkhàrà aniccà, sabbe dhammà anattàti. Te mayaÿ, otiõõàmha jàtiyà jaràmaraõena, sokehi paridevehi dukkhehi domanass-ehi upàyàsehi, dukkhotiõõà dukkhaparetà, appevanà-mimassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyà pa¤¤àyethàti.

Ciraparinibbutampi taÿ Bhagavantaÿ uddissa Arahantaÿ Sammàsambuddhaÿ, saddhà agàrasmà anagàriyaÿ pabbajità, tasmiÿ bhagavati brahma-cariyaÿ caràma, Bhikkhånaÿ sikkhàsàjãva-samàpannà, taÿ no brahma-cariyaÿ, imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyàya saÿvattatåti.

Catatan: Untuk umat biasa, bait terakhir diganti menjadi:

Ciraparinibbutampi taÿ Bhagavantaÿ saraõaÿ gato, dhamma¤cà bhikkhusaïgha¤ca tassa bhagavato sàsanaÿ, yathàsatti yathàbalaÿ manasikaroma anupañipajjàma, sà sà no pañipatti, imassa kevalassa dukkhakkhandhassa antakiriyàya saÿvattatåti.

PENGHORMATAN KEPADA TIGA MUSTIKA UNTUK MENDAPATKAN KETENANGAN

Sang Buddha yang benar-benar murni,
memiliki kasih sayang seperti lautan,
memiliki kebijaksanaan yang mutlak suci,
Pelenyap noda batin, pelenyap kejahatan dunia.

Dhamma dapat disamakan dengan
sebuah lampu yang bersinar,
dibedakan antara Sang Jalan dan Hasilnya,
Abadi, terang melampaui dunia.

Saïgha adalah lapangan yang lebih baik
daripada yang terbaik,
Yang telah melihat, tenang,
mencapai penerangan setelah Beliau,
telah menghancurkan segala sesuatunya,
para Aryawan, para Bijaksana.

Sesungguhnyalah pemujaan tertinggi ini
yang harus dilakukan,
kepada Sang Tiratana yang layak dihormati
dengan jasa-jasa kita di sini,
semua rintangan berakhir.

MENDATANGKAN KETENANGAN

Di sini Tathàgata yang telah mendapatkan kebenaran muncul di dunia, seorang yang terbebas dari kekotoran, telah mencapai penerangan sempurna. Dhamma yang telah dibabarkan Beliau menuntun keluar dari penderitaan, menimbulkan ketenangan, menuntun ke Nibbàna, membawa kepada penerangan batin, demikianlah yang telah dinyatakan oleh Sang Bhagavà. Kita, setelah mendengarkan Dhamma ini, mengetahui bahwa: kelahiran adalah dukkhà, usia tua adalah dukkhà, kematian adalah dukkhà, kesedihan, ratap tangis, kesakitan, kekhawatiran, dan putus asa adalah dukkhà, berkumpul dengan yang tidak disenangi adalah dukkhà, berpisah dengan yang dicintai adalah dukkhà, tidak mendapatkan apa yang diinginkan adalah dukkhà. Dengan singkat, lima kelompok ikatan adalah dukkhà, yaitu: kelompok ikatan jasmani, kelompok ikatan perasaan, kelompok ikatan pencerapan, kelompok ikatan bentuk-bentuk pikiran, kelompok ikatan kesadaran. Sewaktu Sang Bhagavà masih hidup, dengan Pengetahuan Sempurnanya, Beliau sering menganjurkan para siswanya untuk merenungkan: tubuh adalah tidak kekal, perasaan adalah tidak kekal, pencerapan adalah tidak kekal, bentuk-bentuk pikiran adalah tidak kekal, kesadaran adalah tidak kekal; tubuh bukan aku, perasaan bukan aku, pencerapan bukan aku, bentuk-bentuk pikiran bukan aku, kesadaran bukan aku. Segala sesuatu yang berkondisi adalah tidak kekal, seluruh Dhamma bukan aku. Kita semua tidak terbebas dari kelahiran, usia tua, kematian, kesedihan, ratap tangis, kesakitan, kekhawatiran, dan putus asa, tidak terbebas dari dukkhà, dibelenggu oleh dukkhà. Sesungguhnya adalah baik jika mengakhiri secara mutlak dari kelompok dukkhà yang telah diketahui.

Walaupun Beliau lama telah Parinibbàna, Beliau yang Maha Suci, Yang telah mencapai penerangan sempurna, dengan keyakinan kita telah melakukan pelepasan, menempuh kehidupan tanpa rumah, melaksanakan kehidupan suci. Dengan kehidupan suci ini, semoga kelompok dukkhà ini dapat diakhiri secara mutlak.

Catatan: Untuk umat biasa, bait terakhir diganti menjadi:
Walaupun Beliau lama telah Parinibbàna, kepada Sang Bhagavà kami berlindung, bersama-sama dengan Dhamma serta Bhikkhu Saïgha yang Beliau ajarkan. Kami akan berusaha semampu kami untuk mengikutinya dan lebih jauh lagi semoga memberikan hasil bagi kami. Dengan praktek ini, semoga kelompok dukkhà dapat diakhiri secara mutlak.

8. ABHIöHAPACCAVEKKHAöAPâTHA

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Abhiõhapaccavekkhanapàthaÿ bhanàma se.
Marilah kita memanjatkan perenungan setiap saat.

Bersama-sama :
Jaràdhammomhi jaraÿ anatãto, byàdhidhammomhi byàdhiÿ anatãto, maraõadhammomhi maraõaÿ anatãto, sabbhehi me piyehi manàpehi nànàbhàvo vinàbhàvo, kammassakomhi kammàdàyado kamma-yoni kammabandhu kammapañisarano, yaÿ kammaÿ karissàmi kalyàõaÿ và pàpakaÿ và tassa dàyàdo bhavissàmãti. Tasmàtihamhehi evaÿ abhiõhaÿ paccavekkhitabbhaÿ.

Acciraÿ vatayaÿ kàyo pañhaviÿ adhisessati,
Chuóóoapetavi¤¤àõo niratthaÿ va kaliïgaraÿ.

Aniccà vata saïkhàrà, uppàdavayadhamino,
uppajjitvà nirujjhanti, tesaÿ våpasamo sukho.

Sabbe sattà maranti ca, mariÿsu ca marissare,
Tathevàhaÿ marissàmi, natthi me ettha saÿsayo.

PERENUNGAN SETIAP SAAT

Aku akan menderita usia tua, aku belum mengatasi usia tua, aku akan menderita sakit, aku belum mengatasi penyakit, aku akan menderita kematian, aku belum mengatasi kematian. Segala milikku yang kucintai dan kusenangi akan berubah, akan terpisah dariku. Aku adalah pemilik perbuatanku sendiri, pewaris perbuatanku sendiri, lahir dari perbuatanku sendiri, berhubungan dengan perbuatanku sendiri, terlindung oleh perbuatanku sendiri, apa pun perbuatan yang kuperbuat, baik atau buruk, itulah yang akan kuwarisi. Hendaklah setiap saat direnungkan.

Oh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur kaku di atas tanah, dibuang serta tanpa kesadaran bagai sebatang kayu yang tidak berguna.

Tidak kekal adalah sifat segala sesuatu yang berkondisi
Mereka bersifat muncul dan lenyap
Setelah muncul mereka akan musnah kembali
Dengan tercapainya keseimbangan maka tercapailah kebahagiaan.

Semua makhluk akan mengalami kematian
Mereka telah berkali-kali mengalami kematian, dan
akan selalu demikian, saya pun akan mengalami kematian juga
Keragu-raguan tentang hal ini tidak ada dalam diriku.

9. DHâTUPATIKæLAPACCAVEKKHAöAPâTHO

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Dhàtupatikulapaccavekkhanapàthaÿ bhanàma se.
Marilah kita memanjatkan perenungan pada unsur-unsur yang menjijikkan.
Bersama-sama :
Yathàpaccayaÿ pavattamànaÿ dhàtumattamevetaÿ yadidaÿ cãvaraÿ, tadupabhu¤jako ca puggalo dhàtu-mattako nissatto nijjãvo su¤¤o, sabbàni pana imàni cãvaràni ajigucchanãyàni imaÿ påtikàyaÿ patvà, ativiya jigucchanãyàni jàyanti.

Yathàpaccayaÿ pavattamànaÿ dhàtumattamevetaÿ yadidaÿ piõóapàto, tadupabhu¤jako ca puggalo dhàtumattako nissatto nijjãvo su¤¤o, sabbo panàyaÿ piõóapàto ajigucchaniyo imaÿ påtikàyaÿ patvà, ativiya jigucchanãyo jàyati.

Yathàpaccayaÿ pavattamànaÿ dhàtumattamevetaÿ yadidaÿ senàsanaÿ, tadupabhu¤jako ca puggalo dhàtumattako nissatto nijjãvo su¤¤o, sabbàni pana imàni senàsanàni ajigucchanãyàni imaÿ påtikàyaÿ patvà, ativiya jigucchanãyàni jàyanti.

Yathàpaccayaÿ pavattamànaÿ dhàtumattamevetaÿ yadidaÿ gilànapaccaya bhesajjaparikkhàro, tadupa-bhu¤jako ca puggalo dhàtumattako nissatto nijjàvi su¤¤o, sabbo panàyaÿ gilànapaccayabhesajjapari-kkhàra ajigucchanãyo imaÿ påtikàyaÿ patvà, ativiya jigucchanãyo jàyati.

PERENUNGAN PADA UNSUR-UNSUR YANG MENJIJIKKAN

Tergantung dan hidup melalui sebab-sebabnya, semata-mata dengan berkumpulnya berbagai macam unsur adalah keduanya, jubah ini dan orang yang mempergunakannya hanya unsur-unsur; bukan seorang makhluk, tidak memiliki suatu prinsip kehidupan yang kekal, kosong (tanpa aku atau jiwa yang dapat memiliki). Semua jubah ini adalah belum menjijikkan, tetapi setelah disentuh badan yang kotor ini menjadi benar-benar menjijikkan.

Tergantung dan hidup melalui sebab-sebabnya, semata-mata dengan berkumpulnya berbagai macam-macam unsur adalah keduanya, makanan ini dan orang yang memakannya; bukan seorang makhluk, tidak memiliki suatu prinsip kehidupan yang kekal, kosong (tanpa aku atau jiwa yang yang dapat memiliki). Semua gumpalan makanan ini adalah belum menjijikkan, tetapi setelah disentuh badan yang kotor ini, menjadi benar-benar menjijikkan.

Tergantung dan hidup melalui sebab-sebabnya, semata-mata dengan berkumpulnya bermacam-macam unsur adalah keduanya, tempat tinggal ini dan orang yang bertempat tinggal di dalamnya hanya unsur-unsur, bukan seorang makhluk, tidak memiliki suatu prinsip kehidupan yang kekal, kosong (tanpa aku atau jiwa yang dapat memiliki). Semua tempat tinggal ini adalah belum menjijikkan, tetapi setelah disentuh badan yang kotor ini, menjadi benar-benar menjijikkan.

Tergantung dan hidup melalui sebab-sebabnya, semata-mata dengan berkumpulnya bermacam-macam unsur adalah keduanya, bantuan untuk orang sakit ini, obat dan orang yang memakannya/menggunakannya hanya unsur-unsur, bukan seorang makhluk, tidak memiliki suatu prinsip kehidupan yang kekal, kosong (tanpa aku atau jiwa yang dapat memiliki). Semua obat-obatan ini adalah belum menjijikkan, tetapi setelah disentuh badan yang kotor ini, menjadi benar-benar menjijikkan.
10. TAðKHAöIKAPACCAVEKKHAöAPâTHO

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Tankhanikapaccavekkhanapàthaÿ bhanàma se.
Marilah kita memanjatkan perenungan pada saat menggunakan.

Bersama-sama :
Pañisaïkhà yoniso cãvaraÿ pañisevàmi, yàvadeva sãtassa pañighàtàya, uõhassa pañighàtàya, óaÿsamà-kasavàtàtapasiriÿsapasamphassànaÿ pañighàtàya, yàvadeva hirikopinapañicchàdanatthaÿ.

Pañisaïkhà yoniso pindapàtaÿ patisevàmi, neva dàvaya na madàya na maõóanàya na vibhåsanàya, yàvadeva imassa kàyassa ñhitiyà yàpanàya vihiÿ suparatiyà brahmacariyànuggahàya, iti puraõa¤ca vedanaÿ pañihaïkhàmi nava¤ca vedanaÿ na uppà-dessàmi, yàtrà ca me bhavissati anavajjatà ca phàsu-vihàro càti.

Pañisaïkhà yoniso senàsanaÿ pañisevàmi, yàvadeva sãtassa pañighàtàya, uõhassa pañighàtàya, óaÿsamà-kasavàtàtapasiriÿsamphassànaÿ pañighàtaya, yàva-deva utuparissayavinodanaÿ pañisallànàràmatthaÿ.

Pañisaïkhà yoniso gilànapaccayabhesajjaparikkhàraÿ pañisevàmi, yàvadeva uppannànaÿ veyyàbàdhikànaÿ vedanànaÿ pañighàtàya, abyapajjhaparamatayati.

PERENUNGAN PADA SAAT MENGGUNAKAN

Merenungkan tujuan sebenarnya saya mempergunakan jubah ini: hanya untuk menahan rasa dingin, untuk menahan rasa panas, untuk menahan gigitan lalat-lalat ternak, nyamuk-nyamuk, angin, dan binatang-binatang melata, hanya untuk tujuan menutupi organ-organ seks (yang menimbulkan rasa malu).

Merenungkan tujuan sebenarnya saya memakan makanan ini: tidak untuk kesenangan, tidak untuk pemabukan, tidak untuk menggemukkan badan, ataupun untuk memperindah diri, tetapi hanya untuk kelangsungan dan mempertahankan tubuh ini, untuk menghentikan rasa tidak enak dan untuk membantu kehidupan suci, (berpikir) saya akan menghilangkan perasaan lapar yang lama dan tidak akan menimbulkan perasaan baru (dengan makan berlebih-lebihan, dll), dengan demikian akan terdapat kebebasan bagi (tubuh)ku dari gangguan-gangguan dan hidup dengan tentram.

Merenungkan tujuan sebenarnya saya mempergunakan tempat tinggal ini: hanya untuk menahan rasa dingin, untuk menahan rasa panas, untuk menahan gigitan lalat-lalat ternak, nyamuk-nyamuk, angin, matahari, dan binatang-binatang melata, hanya untuk menyingkirkan bahaya-bahaya dari iklim dan untuk hidup dalam kesunyian.

Merenungkan tujuan sebenarnya saya mempergunakan obat-obatan ini: hanya untuk menghilangkan perasaan-perasaan sakit yang telah timbul, untuk kebebasan setinggi-tingginya dari penyakit.
11. KOòòHâSA

Imamewa kàyaÿ uddhaÿ pàdatarà adho kesamatthakà, tacapariyantaÿ påraÿ nànappakàrassa asucino paccavekkati.

Atthi imasmiÿ kàye, kesà lomà nakhà danta taco, maïsaÿ nahàrå aññhi aññhimi¤jaÿ vakkaÿ, hadayaÿ yakanaÿ kilomakaÿ pihakaÿ papphàsaÿ, antaÿ antaguõaÿ udariyaÿ karãsaÿ, pittaÿ semhaÿ pubbo lohitaÿ sedo medo, assu vasà khelo siïghàõika lasikà muttaÿ matthake matthalunganti.

UNSUR-UNSUR

Dengan memperhatikan tubuh ini dari ujung tapak kaki hingga bulu halus pada rambut kepala paling atas yang di dalamnya terkandung kotoran-kotoran yang dilapisi kulit.

Tubuh ini terdiri dari: rambut kepala, bulu badan, kuku, gigi, kulit, daging, otot-otot, tulang-tulang, sumsum, ginjal, jantung, hati, sekat rongga badan, limpa kecil, paru-paru, usus besar, selaput usus, lambung, tahi, empedu, lendir, nanah, darah, peluh, lemak, air mata, lemak cair, ludah, ingus, minyak persendian, air kencing, dan otak dari badan yang di dalamnya terdapat sumsum.

12. VIPASSANâBHæMIPâòHA

KHANDHA PABBA

Pa¤cakkhandà: råpakkhandho, vedanàkkhandho, sa¤¤àkkhandho, saïkhàrakkhandho, vi¤¤àõa-kkhandho.
âYATANA PABBA

Dvàdasàyatanàni: cakkhavàyatanaÿ råpàyatanaÿ, sotàyatanaÿ saddàyatanaÿ, ghànàyatanaÿ gandhà-yatanaÿ, jivhàyatanaÿ rasàyatanaÿ, kàyàyatanaÿ phoññahabbàyatanaÿ, manàyatanaÿ dhammà-yatanaÿ.

DHâTU PABBA

Aññhàrasa dhàtuyo: cakkhudhàtu råpadhàtu cakkhuvi¤¤àõadhàtu, sotadhàtu saddadhàtu sota-vi¤¤àõadhàtu, ghànadhàtu gandhadhàtu ghàna-vi¤¤àõadhàtu, jivhàdhàtu rasadhàtu jivhàvi¤¤àõa-dhàtu, kàyadhàtu phoññhabbadhàtu kayavi¤¤aõa-dhàtu, manodhàtu dhammadhàtu mano-vi¤¤àõadhàtu.

INDRIYA PABBA

Bhàvãsatindriyàni: cakkhundriyaÿ, sotindriyaÿ, ghànindriyaÿ, jivhindriyaÿ, kàyindriyaÿ, manin-driyaÿ, itthindriyaÿ, purisindriyaÿ, jãvitindriyaÿ, sukhindriyaÿ, dukkhindriyaÿ, somanassindriyaÿ, domanassindriyaÿ, upekkhindriyaÿ, saddhindriyaÿ, virindriyaÿ, satindriyaÿ, samàdhindriyaÿ, pa¤¤in-driyaÿ, ana¤¤àta¤¤assàmãtindriyaÿ, a¤¤indriyaÿ, a¤¤àtàvindriyaÿ.

PERENUNGAN TERHADAP DASAR UNTUK MENCAPAI PANDANGAN TERANG

Pembagian Lima Kelompok Kehidupan

Lima kelompok kehidupan: kelompok jasmani, kelompok perasaan, kelompok pencerapan, kelompok bentuk-bentuk pikiran, kelompok kesadaran.
Pembagian Landasan

Dua belas landasan: landasan mata - landasan bentuk, landasan telinga - landasan suara, landasan hidung - landasan bau, landasan lidah - landasan rasa, landasan jasmani - landasan sentuhan, landasan pikiran - landasan kesan pikiran.

Pembagian Unsur

Delapan belas unsur: unsur mata - unsur bentuk - unsur kesadaran mata, unsur telinga - unsur suara - unsur kesadaran telinga, unsur hidung - unsur bau - unsur kesadaran hidung, unsur lidah - unsur rasa - unsur kesadaran lidah, unsur jasmani - unsur sentuhan - unsur kesadaran jasmani, unsur batin - unsur kesan-kesan batin - unsur kesadaran batin.

Pembagian Indera

Dua puluh dua indera: indera mata, indera telinga, indera hidung, indera lidah, indera jasmani, indera batin, indera kelamin betina, indera kelamin jantan, indera daya hidup, indera rasa senang dari jasmani, indera rasa derita dari jasmani, indera rasa senang dari batin, indera rasa derita dari batin, indera perasaan masa bodoh, indera keyakinan, indera semangat, indera kesadaran, indera konsentrasi, indera kebijaksanaan, indera bakat kejiwaan, indera bakat kejiwaan mencapai penerangan, indera bakat kejiwaan mengetahui keadaan semua makhluk dan alam semesta.
13. PAòICCASAMUPPâDAPâòHA

SAMUDAYA VâRA

Avijjàpaccayà saïkhàrà, Saïkhàràpaccayàvi¤¤ànaÿ, Vi¤¤àõapaccayà nàmaråpaÿ, Nàmaråpapaccayà saëà-yatanaÿ, Saëàyatanapaccayà phasso, Phassapaccayà vedanà, Vedanàpaccayà taõhà, Taõhàpaccayà upà-dànaÿ, Upàdànapaccayà bhavo, Bhavapaccayà jàti, Jàtipaccayà jaràmaraõaÿ, Sokaparidevadukkha-domanassupàyàsà Sambhavanti, Evametassa keva-lassa dukkhakkhandhassa samudayo hoti.

NIRODHA VâRA

Avijjàyatveva asesaviràganirodhà saïkhàrànirodho, Saïkhàrànirodhà vi¤¤àõanirodho, Vi¤¤àõanirodhà nàmaråpanirodho, Nàmaråpanirodhà saëàyatana-nirodho, Saëàyatananirodhà phassanirodho, Phassa-nirodhà vedanànirodho, Vedanànirodha taõhànirodho, Taõhànirodhà upàdànanirodho, Upàdànanirodha bhavanirodho, Bhavanirodhà jàtinirodho, Jàtinirodhà jaràmaraïaÿ, sokaparidevadukkhadomanassupàyàsà Nirujjhanti, evametassa kevalasa dukkhakkhandhassa nirodho hoti.

ARIYASACCA

Cattàri Ariyasaccàni: Dukkhaÿ ariyasaccaÿ, Dukkhasamudayo ariyasaccaÿ, Dukkhanirodho ariya-saccaÿ, dukkhanirodhagàminã pañipadà ariyasaccaÿ.
PERENUNGAN TERHADAP SEBAB MUSABAB YANG SALING BERGANTUNGAN

Sebab Mulia

Dengan adanya ketidaktahuan timbullah bentuk-bentuk kehendak, dengan adanya bentuk-bentuk kehendak timbullah kesadaran, dengan adanya kesadaran timbullah batin dan jasmani, dengan adanya batin dan jasmani timbullah landasan indera, dengan adanya landasan indera timbullah kontak, dengan adanya kontak timbullah perasaan, dengan adanya perasaan timbullah nafsu keinginan, dengan adanya nafsu keinginan timbullah kemelekatan, dengan adanya kemelekatan timbullah penjadian/dumadi, dengan adanya penjadian timbullah kelahiran, dengan adanya kelahiran timbullah usia tua dan kematian, sedih, ratap tangis, derita (badan), duka cita, putus asa muncul. Inilah dikatakan sebagai kebenaran mulia tentang sebab dari dukkhà.

Pelenyapan Mulia

Demikianlah dengan lenyapnya segala ketidaktahuan maka lenyaplah bentuk-bentuk kehendak, dengan lenyapnya bentuk-bentuk kehendak maka lenyaplah kesadaran, dengan lenyapnya kesadaran maka lenyaplah batin dan jasmani, dengan lenyapnya batin dan jasmani maka lenyaplah landasan indera, dengan lenyapnya landasan indera maka lenyaplah kontak, dengan lenyapnya kontak maka lenyaplah perasaan, dengan lenyapnya perasaan maka lenyaplah nafsu keinginan, dengan lenyapnya nafsu keinginan maka lenyaplah kemelekatan, dengan lenyapnya kemelekatan maka lenyaplah penjadian/dumadi, dengan lenyapnya penjadian maka lenyaplah kelahiran, dengan lenyapnya kelahiran maka lenyaplah usia tua dan kematian, sedih, ratap tangis, derita (badan), duka cita, putus asa telah padam. Inilah dikatakan sebagai kebenaran mulia tentang lenyapnya dukkhà.

Kebenaran Mulia

Empat kebenaran mulia: kebenaran mulia tentang dukkhà, kebenaran mulia tentang sebab dukkhà, kebenaran mulia tentang lenyapnya dukkhà, kebenaran mulia tentang jalan menuju lenyapnya dukkhà.

14. SATIPAòòHâNA PâTHO

Atthi kho tena Bhagavatà jànatà passatà Arahatà Sammà sambuddhena. Ekàyano ayaÿ maggo sammadakkhàto, sattànaÿ visuddhhiyà sokapari-devàõaÿ samatikkamàya, dukkhadomanassànaÿ aññhaïgamàya, ¤àyassa adhigamàya, Nibbànassa sacchikiriyàya. Yadidaÿ: cattàro satipatthànà. Katame cattàro?

UDDESA VâRA

Idha Bhikkhu kàye kàyànupassã viharati, àtàpã sampajàno satimàvineyya loke abhijjhàdomanassaÿ. Vedanàsu vedanànupassã viharati, àtàpã sampajàno satimà vineyya loke abhijjhàdomanassaÿ. citte cittànupassã viharati, àtàpã sampajàno satimà vineyya loke abhijjhàdomanassaÿ. Dhammesu dhammà-nupassi viharati, àtàpã sampajàno satimà vineyya loke abhijjhàdomanassaÿ.
NIDDESA VâRA
KâYâNUPASSANâ

Katha¤ca Bhikkhu kàye kàyànupassã viharati? Idha Bhikkhu ajjhattaÿ và kàye kàyànupassã viharati, bahiddhà và kàye kàyànupassã viharati, ajjhatta-bahiddhà và kàye kàyànupassi viharati. Samudaya-dhammànupassã và kàyasmiÿ viharati, vayadhammà-nupassã và kàyasmiÿ viharati, samudayavaya-dhammànupassã và kàyasmiÿ viharati. Atthi kàyoti và panassa sati paccupaññhità hoti, yàvadeva ¤àõamattàya patissatimattàya. Anissito ca viharati na ca ki¤ci loke upàdiyati; evaÿ kho Bhikkhu kàye kàyànupassã viharati.

VEDANâNUPASSANâ

Katha¤ca Bhikkhu vedanàsu vedanànupassã viharati? Idha Bhikkhu ajjhattaÿ và vedanàsu vedanànupassã viharati, bahiddhà và vedanàsu vedananupassã viharati, ajjhattabahiddhà và vedanàsu vedanà-nupassã viharati. Samudayadhammànupassã va vedanàsu viharati, vayadhammànupassã va vedanàsu viharati, samudayavayadhammànupassã và vedanàsu viharati. Atthi vedanàti và panassa sati paccupaññhità hoti, yàvadeva ¤àõamattàya patissatimattàya. Anissito ca viharati na ca ki¤ci loke upàdiyati; evaÿ kho Bhikkhu vedanàsu vedanànupassã viharati.

CITTâNUPASSANâ

Katha¤ca Bhikkhu citte cittànupassã viharati? Idha Bhikkhu ajjhattaÿ và citte cittànupassã viharati, bahiddhà và citte cittànupassã viharati, ajjhatta-bahiddhà và citte cittànupassã viharati. Samudaya-dhammànupassã va cittasmiÿ viharati, vayadhammà-nupassã và cittasmiÿ viharati, samudayavaya-dhammànupassã và cittasmiÿ viharati. Atthi cittanti và panassa sati paccupaññhità hoti, yàvadeva ¤àõamattaya patissatimattàya. Anissito ca viharati na ca ki¤ci loke upàdiyati; evaÿ kho Bhikkhu citte cittanuppassi viharati.

DHAMMâNUPASSANâ

Katha¤ca Bhikkhu dhammesu dhammànupassã viharati? Idha Bhikkhu ajjhattaÿ và dhammesu dhammànupassã viharati, bahiddhà và dhammesu dhammànupassã viharati, ajjhattabahiddhà và dhammesu dhammànupassã viharati. Samudaya-dhammànupassã và dhammesu viharati, vaya-dhammànupassã và dhammesu viharati, samudaya-vayadhammànupassã và dhammesu viharati. Atthi dhammàti và panassa sati paccupaññhita hoti, yavadeva ¤àõamattàya patissatimattàya. Anissito ca viharati na ca ki¤ci loke upàdiyati; evaÿ kho Bhikkhu dhammesu dhammànupassã viharati.

Ayaÿ kho tena Bhagavatà jànatà passatà Arahatà Sammàsambuddhena. Ekàyano maggo samma-dakkhàto, sattànaÿ visuddhhiyà sokaparidevànaÿ samatikkamàya, dukkhadomanassànaÿ atthaïga-màya, ¤àyassa adhigamàya, Nibbànassa sacchi-kiriyàya. Yadidam: cattàro satipaññhànàti.

Ekayànaÿ jàtikhayantadassã maggaÿ pajànàti hitànukampã.

Etena maggena tariÿsu pubbe tarissare ceva taranti coghanti.
EMPAT DASAR KESADARAN

Inilah sesungguhnya Jalan Satu-satunya yang telah ditembus, diselami, dipaparkan dengan baik oleh Sang Bhagavà Sang Arahat, Sang Sammà sambuddha, yang menuju kesucian makhluk-makhluk, diatasinya kesusah-an, putus asa, mengakhiri derita dan kesedihan, pelaksanaan jalan benar dan dicapainya Nibbàna, yakni: Empat Dasar Kesadaran, apakah yang Empat itu?

Petunjuk Mulia

Di sinilah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Tubuh dengan tekun, pengertian terang dan penuh perhatian setelah menyingkirkan keserakahan dan kesedihan duniawi. Ia berdiam dalam Perenungan terhadap Perasaan dengan tekun, pengertian terang dan penuh perhatian setelah menyingkirkan keserakahan dan kesedihan duniawi. Ia berdiam dalam Perenungan terhadap Kesadaran dengan tekun, pengertian terang dan penuh perhatian setelah menyingkirkan keserakahan dan kesedihan duniawi. Ia berdiam dalam Perenungan terhadap Bentuk-bentuk pikiran dengan tekun, pengertian terang dan penuh perhatian setelah menyingkirkan keserakahan dan kesedihan duniawi.

GAMBARAN MULIA
Perenungan Terhadap Tubuh

Bagaimanakah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Tubuh? Di sinilah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Tubuh sendiri atau terhadap tubuh orang lain, atau terhadap keduanya. Ia mengamat-amati bagaimana munculnya Tubuh, bagaimana lenyapnya Tubuh, ia mengamat-amati muncul lenyapnya tubuh. “Ada sesosok Tubuh”. Inilah perhatian terang, cukup untuk pengertian dan kesadaran; dan ia hidup bebas, tidak melekat pada apapun juga di dunia ini. Demikianlah ia berdiam dalam Perenungan terhadap Tubuh.

Perenungan Terhadap Perasaan

Bagaimanakah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Perasaan? Di sinilah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Perasaan sendiri atau terhadap perasaan orang lain, atau terhadap keduanya. Ia mengamat-amati bagaimana munculnya Perasaan, bagaimana lenyapnya Perasaan, ia mengamat-amati muncul lenyapnya Perasaan. “Ada Perasaan-perasaan”. Inilah perhatian terang, cukup untuk pengertian dan kesadaran; dan ia hidup bebas, tidak melekat pada apapun juga di dunia ini. Demikianlah ia berdiam dalam Perenungan terhadap Perasaan.

Perenungan Terhadap Kesadaran

Bagaimanakah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Kesadaran? Di sinilah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Kesadaran sendiri atau terhadap Kesadaran orang lain, atau terhadap keduanya. Ia mengamat-amati bagaimana munculya Kesadaran, bagaimana lenyapnya Kesadaran, ia mengamat-amati muncul lenyapnya Kesadaran. “Ada Kesadaran”. Inilah perhatian terang, cukup untuk pengertian dan kesadaran; dan ia hidup bebas, tidak melekat pada apapun juga di dunia ini. Demikianlah ia berdiam dalam Perenungan terhadap Kesadaran.
Perenungan Terhadap Bentuk-Bentuk Pikiran

Bagaimanakah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Bentuk-bentuk Pikiran? Di sinilah seorang siswa berdiam dalam Perenungan terhadap Bentuk-bentuk Pikiran sendiri atau terhadap Bentuk-bentuk Pikiran orang lain, atau terhadap keduanya. Ia mengamat-amati bagaimana munculya Bentuk-bentuk Pikiran, bagaimana lenyapnya Bentuk-bentuk Pikiran, ia mengamat-amati muncul lenyapnya Bentuk-bentuk Pikiran. “Ada Bentuk-bentuk Pikiran”. Inilah perhatian terang, cukup untuk pengertian dan kesadaran; dan ia hidup bebas, tidak melekat pada apapun juga di dunia ini. Demikianlah ia berdiam dalam Perenungan terhadap Bentuk-bentuk Pikiran.

Inilah sesungguhnya Jalan Satu-satunya yang telah ditembus, diselami, dipaparkan dengan baik oleh Sang Bhagavà Sang Arahat, Sang Sammà sambuddha, yang menuju kesucian makhluk-makhluk, diatasinya kesusahan, putus asa, mengakhiri derita dan kesedihan, pelaksanaan jalan benar dan dicapainya Nibbàna, yakni: Empat Dasar Kesadaran.

Telah ditembus Satu-satunya Jalan Welas Asih.
Di selami-Nya (Jalan) untuk mengakhiri tumimbal lahir.
Dengan Jalan ini dilintasi Yang lampau.
Inilah Perahu yang melintasi danau.

15. UDDISANâDHIòòHâNAGâTHâ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ Uddisanàdhiññhàna gàthàyo
bhaõàma se.
Marilah kita memanjatkan doa pelimpahan jasa.
Bersama-sama :
Iminà pu¤¤àkammena Upajjhàyà guõuttarà
âcariyåpakàrà cà Màtàpità ca ¤àtakà.
Suriyo candimà ràjà Guõavantà naràpi ca
Brahmamàrà ca indà ca Lokapàlà ca devatà.
Yamo mittà manussà ca Majjhattà verikàpi ca
Sabbe sattà sukhã hontu Pu¤¤àni pakatàni me.
Sukha¤ca tividhaÿ dentu Khippaÿ pàpetha vo mataÿ.

Iminà pu¤¤àkammena Iminà uddisena ca
Khippàhaÿ sulabhe ceva Taõhupàdànachedanaÿ.
Ye santàne hinà dhammà Yàva Nibbànato mamaÿ
Nassantu sabbadàyeva Yatha jàto bhave bhave.
Ujucittaÿ sati pa¤¤à Sallekho vãriyamhinà
Màrà labhantu nokàsaÿ Kàtu¤ca vãriyesu me.
Buddhàdipavaro nàtho Dhammo nàtho varuttamo
Nàtho paccekabuddho ca Sangho nàthottaro mamaÿ.
Tesottamànubhàvena Màrokasaÿ labhantu mà.

PELIMPAHAN JASA