Iklan

Monday, August 3, 2009

SARABHANNA & ANUSSATI











SARABHA¥¥A & ANUSSATI
(Pujian Kemuliaan dan Perenungan)

1. BUDDHAMAðGALAGâTHâ

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ sarabha¤¤ena Buddhamaïgala gàthàyo bhaõàma se.
Marilah kita memuji jasa-jasa atas kesempurnaan Sang Buddha.

Bersama-sama :
Sambuddho dipadaÿ seññho nisinno ceva majjhime
Koõóa¤¤o pubbabhàge ca àganeyye ca Kassapo,
Sàrãputto ca dakkhine haratiye Upàli ca,
Pacchimepi ca ânando bàyabbe ca Gavampatti,
Moggallàno ca uttare ãsànepi ca Ràhulo.
Ime kho maïgalà Buddhà sabbe idha patiññhità
Vandità te ca amhehi sakkàrehi ca påjità
Etesaÿ ànubhàvena sabbasotthãbhavantuno

Icceva maccanta namassaneyyaÿ
Namassamàno ratanattayaÿ yaÿ
Pu¤¤àbhisandaÿ vipulaÿ alatthaÿ
Tassànubhàvena hatantaràyo.

BUDDHAMAðGALAGâTHâ

Dari makhluk yang berkaki dua,
Sang Buddha adalah yang paling mulia,
Beliau duduk di tengah.
Konda¤¤a duduk di sebelahku (di timur),
Kassapa berada di tenggara,
Sariputta berada di selatan,
di barat daya bersemayam Upali,
Ananda berada di barat,
di barat laut bersemayam Gavampatti,
Moggalana berada di utara,
di Timur laut bersemayam Rahula.

Semua arahat ini berdiri di sini,
menjadi berkah dari Sang Buddha
Mereka aku hormati,
dan kupuja dengan persembahan yang berharga
Dengan kekuatan semua arahat ini, semoga kebahagiaan akan menjadi milikku .

Setelah bersujud kepada mereka semua yang patut disujudi,
Dan bersujud kepada Sang Tiratana juga,
Semoga buah kebajikan yang berlimpah dapat diperoleh,
Dengan kekuatan ini semoga semua bahaya dimusnahkan.

2. SARABHA¥¥AGâTHâ - VISâKHAGâTHâ
(Untuk dibacakan pada saat Hari Waisak)

Pemimpin Kebaktian :
Handa mayaÿ sarabha¤¤ena
Visàkha påjà bhaõàma se.
Marilah kita memuji jasa-jasa Sang Buddha
di hari Waisak.

Bersama-sama :
Visàkhapuõõamàyaÿ yo jàto antimajàtiyà
Patto ca abhisambodhiÿ athopi parinibbuto.
Loke anuttaro satthà dayà¤anaõõavàsayo
Nàyako mokkhamaggasmiÿ tividhatthåpadesako.
Mahàkàruõikaÿ Buddhaÿ mayantaÿ saraõaÿ gatà.
âmisehi ca påjentà dhamme ca pañipattiyà
Imandàni sunakkhaññaÿ abhimaïgala sammataÿ
Visàkhoëåkayuttena puõõacandena lakkhitaÿ.
Sampattà anukàrena Buddhànussaraõàrahaÿ
Jàtibodhinibbàna kàlabhåtaÿ sayambhuno.
Taÿ sammànussaramànà suciraÿ nibbutàmapi
Passannàkàraÿ karontà sakkàre abhisajjiya.
Daõdadãpe dãpaghare màlàvikati àdayo
Tasseva påjanatthàya yathàsatti yathàbalaÿ.
Samàharitvà ekattha ñhapayimhà yathàrahaÿ
Narànarànaÿ sabbesaÿ saddhamme sampasãdataÿ.
Dhammassavanaÿ karissàma sambuddhaguõadãpanaÿ
Buddhasubodhitàdãnaÿ dãpanatthaÿ mahesino.
Pasannàva mayaÿ sabbe saddahàma subodhitaÿ
Sakkaccantaÿ namassàma sambuddhaÿ Gotamavhayaÿ.
Imehi ca sakkàrehi ñhapiñehi tahiÿ tahiÿ
Tasmiÿ cetiyaññhàne abhipåjema sàdhukaÿ.
Sàdhu no bhante Bhagavà suciraÿ parinibbuto
Dharanto bodhiyà sakkhi bhåtànantaguõena so.
Pavattitvà niruddhena anantàraÿmaõepapi
Pacchimàjanatàbhåta sattànukampamànasà.
Anukampaÿ upàdàya jànantovàbhivàdanaÿ
Pañiggaõhàtu sakkàre susajjite tathà tathà.
Dãgharattampi amhàkaÿ hitàya ca sukhàya ca
Apàyappàrihànàya àyàna¤ca bhivuóóhiyà.

SARABHA¥¥AGâTHâ - VISâKHAGâTHâ

Beliau yang pada kelahiranNya yang terakhir dilahirkan pada saat purnama di bulan Visakha, dan yang mencapai Penerangan Tertinggi dan kemudian mencapai Nirvana, Sang Guru yang tak tertandingi di dunia ini, wadah bagi lautan kasih sayang dan pengetahuan, Sang Pemimpin di Jalan Menuju Pembebasan, Penunjuk dari tiga lapis pencapaian, Sang Buddha yang penuh belas kasih, kepadaNyalah kami berlindung.

Memuja dengan persembahan materi dan dengan pelaksanaan Dharma, maka sekarang saat yang baik telah datang, penuh dengan berkah, ditandai dengan bulan purnama dalam konjung-sinya dengan bintang Visakha, merupakan alasan yang berharga untuk merenungkan Sang Buddha.

Saat kelahiran, Pencerahan, dan wafatNya dari Sang Buddha, kami selalu mengingatNya, walaupun beliau telah lama wafat, dengan penuh hormat melaksanakan perbuatan baik, dengan mem-persiapkan persembahan yang dipersembahkan bersama-sama. Dupa, lilin, pelita, dan semua perhiasan dan sebagainya.

Untuk memujanya dengan seluruh pikiran dan kekuatan kami, kami mengaturnya agar sesuai. Kepada semua manusia dan makh-luk yang bukan manusia yang bergembira di dalam Dharma, kami akan menampilkan pembabaran Dharma yang mewujudkan keagungan dari Sang Buddha yang Maha Sempurna, untuk perwujudan dari Sang Buddha Pertapa yang Agung, Yang Telah Mencapai Penerangan Sempurna

Dengan penuh kegembiraan kami percaya pada Yang Tercerahi. Kami dengan penuh hormat bersujud di hadapanNya, Sang Buddha Gotama yang Sempurna, dan dengan semua persembahan ini, yang diatur dengan rapi, di dalam tempat suciNya, kami menghormat dengan setulus hati.
Semoga Yang Terberkahi penuh kemurahan hati, yang telah lama mencapai Parinibbàna, saksi abadi tentang Pencerahan, Ia yang telah melalui keberadaan yang tak berakhir, telah memperoleh kemajuan dengan dihancurkannya penyebab dari tumimbal lahir. Dengan pikiran yang penuh cinta kasih untuk mereka yang akan terlahir dan semua makhluk.

Semoga Beliau, setelah mengetahui sujud kami yang penuh kerendahan hati, dengan penuh cinta kasih menerima persembahan ini, yang dipersiapkan dengan sebaik mungkin, untuk kesejah-teraan dan kebahagiaan kami, serta untuk mengurangi kehilangan dan meningkatkan perolehan kami.

3. BUDDHâNUSSATI

Buddhànussati mettà ca asubhaÿ maranassati
Iti imà caturàrakkhà bhikkhå bhàveyya sàlavà
Ananta vitthàra gunaÿ gunato nussaraÿ muniÿ
Bhàveyya Buddhimà bhikkhå Buddhànussati màdito
Savàsane kileseso eko sabbe nighàtiya
Ahusu suddha santàno påjànaÿ ca sadàraho
Sabbakàla gate Dhamme sabbe sammà sayaÿ muni
Sabbàkàrena bujjhitvà eko sabba¤¤utaÿ gato
Vipassanàdi vijjàhi sãlàdi caranehi ca
Susamiddhehi sampanno gaganàbhehi nàyako
Sammà gato subhanthànaÿ amogha vacano ca so
Tividhassàpi lokassa ¤àtà nirava sesato
Anekehi gunoghehi sabba sattuttamo ahu
Anekehi upàyehi naradamme damesi ca
Eko sabbassa lokassa sabba sattànusàsako
Bhàggya issariyàdãnam gunànaÿ paramo nidhi
Pa¤¤assa sabba dhammesu karunà sabba jantusu
Attatthànaÿ paratthànaÿ sàdhikà guna jetthikà
Dayàya pàrami citvà pa¤¤àyattàna muddhari
Uddhari sabba dhamme ca dayàya¤¤e ca uddhari
Dissamànopi tàvassa rupakàyo acintiyo
Asàdhàrana ¤ànaddhe dhamma kàye kathàvakàti
PERENUNGAN TERHADAP BUDDHA

Perenungan terhadap Buddha dan cinta kasih, perenungan terhadap hal yang menjijikkan dari tubuh dan tentang kematian, merupakan empat macam perenungan yang harus dilakukan oleh siswa yang berkebajikan.
Siswa yang mengerti harus merenungkan pada kebajikan Buddha yang tak terbatas dan amat luas.

Bahwa Sang Buddha telah menghancurkan semua kekotoran batin, menghasilkan pikiran yang jernih murni dan selalu layak memperoleh pujian. Bahwa Sang Buddha telah dengan benar memahami semua aspek dari segala sesuatunya yang tak terbatas oleh waktu, dan telah mencapai Pencerahan yang tertinggi secara menyeluruh dengan usahaNya sendiri.

Bahwa Sang Pemimpin (Sang Buddha) memiliki delapan pengetahuan antara lain vipassana (yang seluas langit) dan carana (antara lain sila).

Bahwa Sang Buddha dengan tepat telah memasuki keadaan yang penuh berkah. Ia dilengkapi dengan perkataan yang hebat. Ia juga mengetahui tiga alam (yaitu alam indera, alam brahma bertubuh halus, dan alam brahma tak berbentuk) secara menyeluruh.

Bahwa Sang Buddha telah menjadi Yang Tertinggi di antara semua makhluk karena berbagai kelebihanNya. Beliau dengan berbagai cara telah menundukkan mereka yang harus ditundukkan.
Bahwa Sang Buddha adalah Guru Agung bagi seluruh dunia. Beliau adalah harta yang tak ternilai dari berbagai sifat seperti keberuntungan dan kesejahteraan.

Bahwa kebijaksanaan Sang Buddha sangatlah luas dan kasih sayangNya meliputi semua makhluk. Beliau adalah yang memberikan manfaat untuk diriNya sendiri maupun makhluk lain. Beliau adalah tak tertandingi dalam semua sifatnya.

Bahwa Sang Buddha telah mengangkat diriNya melalui kebijaksanaan yang diperoleh dengan menjalankan paramita (kesempurnaan) dengan mengajarkan Dharma dalam semua aspeknya; dan mengangkat semua makhluk melalui kasih sayangNya.

Adalah tak mungkin untuk membayangkan Sang Buddha, bahkan dalam bentuk rupakaya (bentuk fisik)Nya sekalipun. Bagaimana lebih tak terbayangkan Dharmakaya (tubuh Dharma) Sang Buddha yang terdiri dari kebijaksanaan yang unik?

4. METTâNUSSATI

Attupamàya sabbesaÿ sattànaÿ sukha kàmataÿ
Passitvà kamato mettaÿ sabba sattesu bhàvaye
Sukhi bhàveyyaÿ niddukkho ahaÿ niccaÿ ahaÿ viya
Hità ca me sukhi hontu majjhattà tha ca verino.
Imaÿ hi gàmakkhettamhi sattà hontu sukhi sadà
Tato paraÿ ca rajjesu cakkavàlesu jantuno
Samantà cakkavàlesu sattànaÿ tesupànino
Sukhino puggalà bhutà atta bhàva gatàsiyuÿ
Tathà itthi pumà ceva ariyà anariyà pi ca
Devà narà apàyatthà tathà dasa disàsu càti.
PERENUNGAN TERHADAP CINTA KASIH

Setelah membandingkan diri sendiri dengan orang lain, seseorang harus melaksanakan cinta kasih terhadap semua makhluk dengan melihat bahwa setiap makhluk juga mendambakan kebahagiaan.

Semoga aku terbebas dari kesedihan dan selalu berbahagia. Semoga mereka yang menginginkan kesejahteraanku, mereka yang tidak ramah terhadapku dan mereka yang membenciku, juga merasakan kebahagiaan.

Semoga semua makhluk yang tinggal di dekat sini dan yang tinggal di alam-alam lain di dalam sistem dunia ini semuanya berbahagia.

Semoga semua makhluk yang tinggal di setiap sistem dunia dan setiap elemen kehidupan di dalam setiap sistem itu berbahagia dan memperoleh berkah yang tertinggi.

Demikian pula, wanita, pria, yang mulia dan yang hina, para dewa, manusia, dan mereka yang berada di alam sengsara, dan mereka yang hidup di sepuluh penjuru; semoga semua makhluk ini berbahagia.

5. MARANâNUSSATI

Pavàta dãpa tullyàya sàyu santati yàkkhayaÿ
Paråpamàya sampassaÿ bhàvaye maranassatiÿ
Mahàsampatti sampattà yathà sattà matà idha
Tathà ahaÿ marissàmi maranaÿ mama hessati
Uppattiyà sahevedaÿ maranaÿ àgataÿ sadà
Màranatthàya okàsaÿ vadhako viya esati
Isakaÿ anivattaÿ taÿ satataÿ gamanussukaÿ
Jãvitaÿ udayà atthaÿ suriyo viya dhàvati
Vijju bubbula ussàva jalaràji parikkhayaÿ
Ghàtakova ripå tassa sabbatthàpi avàriyo
Suyasatthàma pu¤¤iddhi buddhi vuddhe jinaddyayaÿ
Ghàtesi maranaÿ khippaÿ kàtu màdisake kathà
Paccayànaÿ ca vekallyà bàhirajjhattu paddavà
Maràmoraÿ nimesàpi maramàno anukkhananti

PERENUNGAN TERHADAP KEMATIAN

Melihat dengan kebijaksanaan akhir dari kehidupan pada diri orang lain dan membandingkan hal ini laksana pelita di tempat yang penuh angin, maka seseorang harus bermeditasi (merenungkan) terhadap kematian.

Seperti halnya di dunia ini manusia yang sekali pernah mengecap kemakmuran yang berlimpah harus mati, demikian aku pun akan mati pula suatu hari nanti. Kematian pasti akan datang kepadaku.

Kematian ini datang bersama-sama dengan kelahiran. Oleh sebab itu, laksana seorang algojo, kematian selalu mencari kesempatan untuk menghancurkan.

Kehidupan, tanpa berhenti untuk sekejappun, dan selalu bergerak, berlari bagaikan matahari yang terburu-buru terbenam setelah terbitnya.

Kehidupan ini akan berakhir seperti secercah sinar, segelembung air, setetes embun di atas daun, atau garis yang digoreskan di atas air, laksana musuh yang hendak membunuh. Kematian tak pernah dapat dihindari.

Jika kematian dapat terjadi dengan cepat terhadap para Buddha yang memiliki kemuliaan yang agung, kemampuan luar biasa, kebajikan yang besar, kekuatan supernormal dan kebijaksanaan, maka apa yang dapat dikatakan tentang aku?

Kematian dengan cepat, aku akan mati dalam sekejap mata, karena kelaparan, dan melalui penyakit atau melalui luka di tubuh.

6. ASUBHâNUSSATI

Avi¤¤à anà subhanibbhaÿ savi¤¤ànà subhaÿ imaÿ
Kàyaÿ asubhato passaÿ asubhaÿ bhàvaye yati
Vanna santhàna gandhehi àsayo kàsato tathà
Patikkulàni kàye me kunapàni dvisolasa
Partitamhàpi kunapà jegucchaÿ kàya nissitaÿ
Adharo hi suci tassa kàyotu kunape thitaÿ
Milhe kimiva kàyoyaÿ asuciÿhi samutthito
Anto asuci sampunno punna vaccaa kuti viya
Asuci sandate niccaÿ yathà medaka thàlikà
Nànà kimi kulàvàso pakka candanikà viya
Ganda bhuto roga bhuto vana bhuto samussayo
Atekicchoti jeguccho pabhinna kunapupamoti.

PERENUNGAN TERHADAP KEKOTORAN TUBUH

Di dalam memandang tubuh ini sebagai kesatuan kesadaran dan non-kesadaran, seseorang harus merenungkan sifat tubuh yang tidak memuaskan.

Ketigapuluhdua kekotoran dari tubuh manusia sangat memuakkan yang berkaitan dengan warna, bentuk, elemen-elemen yang berhubungan, dan ruang.
Kekotoran yang berada di dalam tubuh lebih memuakkan daripada kotoran yang keluar dari tubuh, karena kekotoran yang jatuh dari tubuh terus menerus tidaklah mengotori tubuh yang sebenarnya mengistirahatkan dirinya pada tumpukan kotoran.

Seperti cacing yang lahir di tumpukan kotoran, tubuh ini juga terlahir di antara kotoran. Seperti tangki kotoran, tubuh ini penuh dengan kotoran.

Seperti halnya minyak yang tumpah dari wadah yang sudah penuh, demikian pula benda-benda yang kotor mengalir keluar dari tubuh ini. Bagaikan tangki kotoran, tubuh ini menjadi tuan rumah bagi jutaan cacing.

Tubuh ini adalah bagaikan uap, penyakit, luka yang tak dapat diobati. Sangat menjijikkan. Tubuh ini dapat dibandingkan dengan mayat yang membusuk.